If God Wills Disease, Why Should We Try to Eradicate It?/id

From Gospel Translations

(Difference between revisions)
Jump to:navigation, search
 
(8 intermediate revisions not shown)
Line 1: Line 1:
-
{{InProcess|user=Kurniawana}}
+
{{info|Jika Tuhan Menghendaki Penyakit, Mengapa Kita Perlu Berusaha Memberantasnya?}}Pertanyaan ini timbul dari ajaran Alkitab bahwa segala sesuatu ada di bawah kontrol Allah. "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan" (Yes. 46:10). "TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:6). "Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya: 'Apa yang Kaubuat?'" (Dan. 4:35) "[Ia] di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya" (Efesus 1:11).
-
{{MasterHeader |author= John Piper |partnerurl= http://www.desiringgod.org |partner= Desiring God |date= 8 March 2006 |other= |categorytopic= The Sovereignty of God |mediatype= Article |lang= Bahasa Indonesia |editor= n/a |translator= Adi Kurniawan |levels= 0 }}
+
Ini artinya Tuhan mengendalikan semua malapetaka dan penyakit. Setan memang nyata dan punya andil di dalamnya, tetapi ia bukan penentu dan tidak dapat melakukan apa pun kecuali yang Tuhan ijinkan (Ayub 1:12-2:10). Dan Tuhan tidak mengijinkan hal-hal secara serampangan. Ia mengijinkan hal-hal dengan alasan. Ada hikmat yang tidak terhingga dalam segala yang Ia kerjakan dan ijinkan. Jadi apa yang Ia ijinkan adalah bagian dari rencana-Nya sama seperti apa yang Ia lakukan secara lebih langsung.  
-
== Jika Tuhan Menghendaki Penyakit Mengapa Kita Perlu Berusaha Memberantasnya? ==
+
Karena itu ini menimbulkan pertanyaan: Jika Tuhan menghendaki penyakit, mengapa kita perlu berusaha memberantasnya? Ini merupakan pertanyaan yang krusial bagi saya karena saya pernah mendengar orang-orang Kristen baru-baru ini berkata bahwa mempercayai kedaulatan Allah menghalangi orang-orang Kristen untuk bekerja keras memberantas penyakit seperti malaria, TBC, kanker, dan AIDS. Mereka pikir logikanya seperti ini: Jika Allah secara berdaulat menghendaki segala hal, termasuk malaria, maka kita sedang melawan Allah jika kita menghabiskan jutaan dolar untuk mencari cara memberantasnya.
-
Oleh John Piper
+
Itu bukan logika yang diajarkan Alkitab. Dan itu bukan yang selama ini dipercayai Calvinis. Nyatanya, pencinta kedaulatan Allah ada di antara ilmuwan-ilmuwan yang paling agresif yang membantu menaklukkan ciptaan dan membawanya di bawah kekuasaan manusia bagi kebaikannya—seperti kata Mazmur 8:7, "Engkau membuat dia [manusia] berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya."
-
March 8, 2006
+
Logika Alkitab berkata: Bertindaklah menurut "kehendak perintah" Allah, bukan menurut "kehendak ketetapan"-Nya. "Kehendak ketetapan" Allah adalah apa saja yang terjadi. "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (Yakobus 4:15). "Kehendak ketetapan" Allah menentukan Anak-Nya dikhianati (Lukas 22:22), dihina (Yes. 53:3), diolok (Lukas 18:32), disesah (Mat. 20:19), ditinggalkan (Mat. 26:31), ditikam (Yoh. 19:37), dan dibunuh (Markus 9:31). Tapi Alkitab mengajar kita secara gamblang supaya kita ''jangan'' mengkhianati, menghina, mengolok, menyesah, meninggalkan, menikam, atau membunuh orang yang tidak bersalah. Ini adalah "kehendak perintah" Allah. Kita tidak melihat kematian Yesus, yang jelas-jelas dikehendaki Allah, dan lantas menyimpulkan bahwa membunuh Yesus adalah baik dan bahwa kita harus mengikuti para pencemooh.
-
<br>
+
Begitu pula, kita tidak melihat kerusakan yang ditimbulkan malaria atau AIDS dan menyimpulkan bahwa kita harus mengikuti mereka yang tidak berbuat apa-apa. Tidak. "Kasihilah sesamamu manusia" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 22:39). "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 7:12). "Jika seterumu lapar, berilah dia makan" adalah kehendak perintah Allah (Roma 12:20). Bencana-bencana yang ditetapkan Allah tidak bertujuan melumpuhkan umat-Nya dengan ketidakpedulian, tetapi menggerakkan mereka dengan belas kasih.
-
Pertanyaan ini timbul dari ajaran Alkitab bahwa segala sesuatu ada di bawah kontrol Allah.
+
Ketika Paulus mengajarkan bahwa ciptaan ditaklukkan kepada kesia-siaan (Roma 8:20), ia juga mengajarkan bahwa penaklukan ini adalah "dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (ay. 21). Tidak ada alasan mengapa orang-orang Kristen tidak boleh mengejar panggilan untuk mengangkat kesia-siaan ini sekarang. Allah akan menyempurnakannya pada saatnya kelak. Tapi adalah hal yang baik untuk sebisa mungkin mengalahkan sebanyak mungkin penyakit dan penderitaan sekarang dalam nama Kristus.  
-
This question arises from the biblical teaching that all things are ultimately under God’s control. “My counsel shall stand, and I will accomplish all my purpose” (Isaiah 46:10). “Whatever the Lord pleases, he does, in heaven and on earth, in the seas and all deeps” (Psalm 135:6). “He does according to his will among the host of heaven and among the inhabitants of the earth; and none can stay his hand or say to him, ‘What have you done?’” (Daniel 4:35). “[He] works all things according to the counsel of his will” (Ephesians 1:11).
+
Malah, saya akan mengibarkan panji sekarang dan memanggil beberapa dari kalian untuk memasuki panggilan riset yang bisa menjadi alat mengatasi penyakit-penyakit besar dalam dunia ini. Ini bukan melawan Allah. Allah berkuasa atas riset sebagaimana Ia berkuasa atas penyakit. Engkau dapat menjadi alat di tangan-Nya. Ini bisa jadi waktunya bagi kemenangan yang dikehendakinya atas penyakit yang Ia tetapkan. Jangan mencoba membaca pikiran Allah dari ketetapan misterius-Nya akan bencana. Lakukan apa yang dikatakan-Nya. Dan apa yang dikatakan-Nya adalah: "Berbuat baik kepada semua orang" (Gal. 6:10).  
-
This means that God governs all calamity and all disease. Satan is real and has a hand in it, but he is not ultimate and can do nothing but what God permits (Job 1:12-2:10). And God does not permit things willy-nilly. He permits things for a reason. There is infinite wisdom in all he does and all he permits. So what he permits is part of his plan just as much as what he does more directly.
+
Rindu untuk meringankan penderitaan bersamamu,  
-
 
+
-
Therefore this raises the question: If God wills disease why should we try to eradicate it? This is a crucial question for me because I have heard Christians say recently that believing in the sovereignty of God hinders Christians from working hard to eradicate diseases like malaria and tuberculosis and cancer and AIDS. They think the logic goes like this: If God sovereignly wills all things, including malaria, then we would be striving against God to invest millions of dollars to find a way to wipe it out.
+
-
 
+
-
That is not the logic the Bible teaches. And it is not what Calvinists have historically believed. In fact, lovers of God’s sovereignty have been among the most aggressive scientists who have helped subdue creation and bring it under the dominion of man for his good—just like Psalm 8:6 says, “You have given him [man] dominion over the works of your hands; you have put all things under his feet.”
+
-
 
+
-
The logic of the Bible says: Act according to God’s “will of command,” not according to his “will of decree.” God’s “will of decree” is whatever comes to pass. “If the Lord wills, we will live and do this or that” (James 4:15). God’s “will of decree” ordained that his Son be betrayed (Luke 22:22), ridiculed (Isaiah 53:3), mocked (Luke 18:32), flogged (Matthew 20:19), forsaken (Matthew 26:31), pierced (John 19:37), and killed (Mark 9:31). But the Bible teaches us plainly that we should ''not'' betray, ridicule, mock, flog, forsake, pierce, or kill innocent people. That is God’s “will of command.” We do not look at the death of Jesus, clearly willed by God, and conclude that killing Jesus is good and that we should join the mockers.
+
-
 
+
-
In the same way, we do not look at the devastation of malaria or AIDS and conclude that we should join the ranks of the indifferent. No. “Love your neighbor” is God’s will of command (Matthew 22:39). “Do unto others as you would have them do unto you” is God’s will of command (Matthew 7:12). “If your enemy is hungry, feed him” is God’s will of command (Romans 12:20). The disasters that God ordains are not aimed at paralyzing his people with indifference, but mobilizing them with compassion.
+
-
 
+
-
When Paul taught that the creation was subjected to futility (Romans 8:20), he also taught that this subjection was “in hope that the creation itself will be set free from its bondage to decay and obtain the freedom of the glory of the children of God” (v. 21). There is no reason that Christians should not embrace this futility-lifting calling now. God will complete it in the age to come. But it is a good thing to conquer as much disease and suffering now in the name of Christ as we can.
+
-
 
+
-
In fact, I would wave the banner right now and call some of you to enter vocations of research that may be the means of undoing some of the great diseases of the world. This is not fighting against God. God is as much in charge of the research as he is of the disease. You can be an instrument in his hand. This may be the time appointed for the triumph that he wills to bring over the disease that he ordained. Don’t try to read the mind of God from his mysterious decrees of calamity. Do what he says. And what he says is: “Do good to everyone” (Galatians 6:10).
+
-
 
+
-
Rindu untuk meringankan penderitaan bersamamu,
+
Pendeta John
Pendeta John

Current revision as of 18:46, 11 August 2008

Related resources
More By
Author Index
More About
Topic Index
About this resource

©

Share this
Our Mission
This resource is published by Gospel Translations, an online ministry that exists to make gospel-centered books and articles available for free in every nation and language.

Learn more (English).

By About

Pertanyaan ini timbul dari ajaran Alkitab bahwa segala sesuatu ada di bawah kontrol Allah. "Keputusan-Ku akan sampai, dan segala kehendak-Ku akan Kulaksanakan" (Yes. 46:10). "TUHAN melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:6). "Ia berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya: 'Apa yang Kaubuat?'" (Dan. 4:35) "[Ia] di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya" (Efesus 1:11).

Ini artinya Tuhan mengendalikan semua malapetaka dan penyakit. Setan memang nyata dan punya andil di dalamnya, tetapi ia bukan penentu dan tidak dapat melakukan apa pun kecuali yang Tuhan ijinkan (Ayub 1:12-2:10). Dan Tuhan tidak mengijinkan hal-hal secara serampangan. Ia mengijinkan hal-hal dengan alasan. Ada hikmat yang tidak terhingga dalam segala yang Ia kerjakan dan ijinkan. Jadi apa yang Ia ijinkan adalah bagian dari rencana-Nya sama seperti apa yang Ia lakukan secara lebih langsung.

Karena itu ini menimbulkan pertanyaan: Jika Tuhan menghendaki penyakit, mengapa kita perlu berusaha memberantasnya? Ini merupakan pertanyaan yang krusial bagi saya karena saya pernah mendengar orang-orang Kristen baru-baru ini berkata bahwa mempercayai kedaulatan Allah menghalangi orang-orang Kristen untuk bekerja keras memberantas penyakit seperti malaria, TBC, kanker, dan AIDS. Mereka pikir logikanya seperti ini: Jika Allah secara berdaulat menghendaki segala hal, termasuk malaria, maka kita sedang melawan Allah jika kita menghabiskan jutaan dolar untuk mencari cara memberantasnya.

Itu bukan logika yang diajarkan Alkitab. Dan itu bukan yang selama ini dipercayai Calvinis. Nyatanya, pencinta kedaulatan Allah ada di antara ilmuwan-ilmuwan yang paling agresif yang membantu menaklukkan ciptaan dan membawanya di bawah kekuasaan manusia bagi kebaikannya—seperti kata Mazmur 8:7, "Engkau membuat dia [manusia] berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya."

Logika Alkitab berkata: Bertindaklah menurut "kehendak perintah" Allah, bukan menurut "kehendak ketetapan"-Nya. "Kehendak ketetapan" Allah adalah apa saja yang terjadi. "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu" (Yakobus 4:15). "Kehendak ketetapan" Allah menentukan Anak-Nya dikhianati (Lukas 22:22), dihina (Yes. 53:3), diolok (Lukas 18:32), disesah (Mat. 20:19), ditinggalkan (Mat. 26:31), ditikam (Yoh. 19:37), dan dibunuh (Markus 9:31). Tapi Alkitab mengajar kita secara gamblang supaya kita jangan mengkhianati, menghina, mengolok, menyesah, meninggalkan, menikam, atau membunuh orang yang tidak bersalah. Ini adalah "kehendak perintah" Allah. Kita tidak melihat kematian Yesus, yang jelas-jelas dikehendaki Allah, dan lantas menyimpulkan bahwa membunuh Yesus adalah baik dan bahwa kita harus mengikuti para pencemooh.

Begitu pula, kita tidak melihat kerusakan yang ditimbulkan malaria atau AIDS dan menyimpulkan bahwa kita harus mengikuti mereka yang tidak berbuat apa-apa. Tidak. "Kasihilah sesamamu manusia" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 22:39). "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka" adalah kehendak perintah Allah (Mat. 7:12). "Jika seterumu lapar, berilah dia makan" adalah kehendak perintah Allah (Roma 12:20). Bencana-bencana yang ditetapkan Allah tidak bertujuan melumpuhkan umat-Nya dengan ketidakpedulian, tetapi menggerakkan mereka dengan belas kasih.

Ketika Paulus mengajarkan bahwa ciptaan ditaklukkan kepada kesia-siaan (Roma 8:20), ia juga mengajarkan bahwa penaklukan ini adalah "dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (ay. 21). Tidak ada alasan mengapa orang-orang Kristen tidak boleh mengejar panggilan untuk mengangkat kesia-siaan ini sekarang. Allah akan menyempurnakannya pada saatnya kelak. Tapi adalah hal yang baik untuk sebisa mungkin mengalahkan sebanyak mungkin penyakit dan penderitaan sekarang dalam nama Kristus.

Malah, saya akan mengibarkan panji sekarang dan memanggil beberapa dari kalian untuk memasuki panggilan riset yang bisa menjadi alat mengatasi penyakit-penyakit besar dalam dunia ini. Ini bukan melawan Allah. Allah berkuasa atas riset sebagaimana Ia berkuasa atas penyakit. Engkau dapat menjadi alat di tangan-Nya. Ini bisa jadi waktunya bagi kemenangan yang dikehendakinya atas penyakit yang Ia tetapkan. Jangan mencoba membaca pikiran Allah dari ketetapan misterius-Nya akan bencana. Lakukan apa yang dikatakan-Nya. Dan apa yang dikatakan-Nya adalah: "Berbuat baik kepada semua orang" (Gal. 6:10).

Rindu untuk meringankan penderitaan bersamamu,

Pendeta John

Navigation
Volunteer Tools
Other Wikis
Toolbox