Christ and Him Crucified/id

From Gospel Translations

Revision as of 03:27, 17 June 2009 by Nelcemanoppo (Talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Current revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to:navigation, search
 

Related resources
More By
Author Index
More About
Topic Index
About this resource

©

Share this
Our Mission
This resource is published by Gospel Translations, an online ministry that exists to make gospel-centered books and articles available for free in every nation and language.

Learn more (English).

By About

Mencoba untuk meringkas doktrin Rasul Paulus tentang keselamatan dalam satu tulisan pendek mungkin kelihatan sebagai suatu perbuatan bodoh, namun kita harus mencoba. Khotbah Paulus tentang Injil dimulai dari keyakinannya bahwa Yesus orang Nasaret adalah “Mesias” anak Allah yang dijanjikan itu, yang diutus oleh Allah ke dunia dalam “kegenapan waktu” untuk memenuhi janji-Nya kepada umat-Nya, Israel (2 Kor. 1:18–22; 6:2; Gal. 4:4). Berita agung dari pengajaran Paulus adalah “rahasia” dari Injil tentang Yesus Kristus (Kol. 1:26; Rom. 16:26; 2 Tim. 1:10). Walaupun sebelumnya tersembunyi, rahasia ini kini diungkapkan kepadanya dan rasul-rasul yang lain yang kepada mereka ”dipercayakan rahasia Allah” (1 Kor. 4:1; Ef. 3:2ff.).

Keyakinan Paulus ini membantu menjelaskan hubungan antara ajarannya tentang keselamatan dan ajaran Yesus Kristus di dalam Injil. Sama seperti Kristus menekankan kedatangan kerajaan Allah, yang memperkenalkan berkat dari “masa yang akan datang” ke “masa kini”, demikian pula Paulus menekankan kedatangan Yesus Kristus sebagai Seseorang yang melalui Dia karunia penyelamatan Allah sekarang diberikan kepada umat-Nya. Ajaran dari Yesus di dalam Injil sama dengan musik pembukaan yang mengumumkan tema dari keseluruhan Perjanjian Baru: kerajaan Allah sudah ”dekat.” Ajaran Paulus mengembangkan tema ini dengan menyajikan uraian yang menyeluruh tentang berkat keselamatan dari kerajaan Allah. Namun bagaimanakah rasul menjelaskan keselamatan yang dibawa oleh Kristus? Apa yang telah dicapai oleh Kristus melalui kematian dan kebangkitan-Nya yang menyediakan penebusan bagi mereka yang percaya kepada-Nya?

Paulus meringkas jawabannya atas pertanyaan ini dalam 1 Korintus 15:3–4: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” Ringkasan ini sama dengan ringkasan yang lain dalam surat-surat Paulus (Lihat 1 Kor. 2:2; Gal. 6:14). Dalam bagian-bagian ini, Paulus menyatakan bahwa Injil yang ia beritakan berpusat pada kematian dan kebangkitan Yesus Kristus untuk penebusan dosa.

Dalam surat-surat Paulus, digunakan beberapa tema alkitab untuk menunjuk aspek yang berbeda dari keselamatan yang telah dianugerahkan oleh Kristus bagi orang yang percaya. Tema pokok yang dipakai Paulus untuk menggambarkan karya Kristus tentang penebusan mencakup: Pertama, “pengorbanan” untuk atau “penebusan” dari kesalahan atas dosa manusia; Kedua, “pendamaian” dari murka Allah yang suci terhadap ciptaan-Nya yang berdosa; Ketiga, “rekonsiliasi” atau perdamaian dengan Tuhan; Keempat, “penebusan” dari kutukan dan penghukuman hukum Taurat; dan Kelima, “kemenangan” atas dosa, kematian, dan semua kekuatan yang menentang kerajaan Allah.

Bahwa Paulus memahami kematian Kristus sebagai pengorbanan bagi dosa tidak dapat disangkal lagi. Dalam 1 Korintus 15:3, Paulus menyatakan bahwa Kristus mati “untuk dosa-dosa kita.” Dalam bagian lain, ia mengatakan bahwa Allah mengutus Anak-Nya sendiri ”yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa” (Rom. 8:3). Paulus juga mengajarkan bahwa kematian Kristus adalah pendamaian terhadap murka Allah. Dalam kesucian-Nya, Allah membenci dosa. Akan tetapi, ajaibnya Injil adalah bahwa Allah dengan penuh kasih telah mendamaikan murka-Nya melalui kematian Anak-Nya sendiri (Rom. 3:25; 5:9−10; 2 Kor. 5:21). Karya penebusan Kristus juga merupakan karya rekonsiliasi. Melalui kematian-Nya, Kristus telah melepaskan semua rintangan terhadap pendamaian orang berdosa dengan Allah.

Karya rekonsiliasi ini termasuk aspek terhadap Allah dan terhadap manusia. Rekonsiliasi ini bukan saja melepaskan rintangan dari murka Allah (Rom. 5:9–10), namun juga memanggil orang-orang berdosa untuk “diperdamaikan” dengan Allah (2 Kor. 5:20). Tema tentang penebusan juga tergambar secara menyolok dalam pemahaman Paulus tentang karya penebusan Kristus. Pendapat alkitab tentang penebusan menekankan pembayaran harga yang menjamin pembebasan orang berdosa dari ikatan (1 Tim. 2:5–6). Dalam salah satu pernyataan paling jelas tentang penebusan Kristus sebagai karya penebusan, rasul Paulus menyatakan bahwa “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita” (Gal. 3:13). Akhirnya, ciri yang terlupakan dari karya penebusan Kristus adalah kemenangan yang dicapainya atas kuasa dosa, maut, dan setiap bentuk perlawanan terhadap pemerintahan kerajaan Allah (1 Kor. 15:54–57). Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus melucuti kekuatan yang melawan kerajaan Allah (Kol. 2:13–15).

Tak dapat disangkali lagi bahwa pusat dari pengajaran Paulus adalah bahwa Allah telah memasuki sejarah dalam wujud Anak-Nya, Yesus Kristus, yang kematian dan kebangkitan-Nya untuk menebus dosa telah membawa keselamatan. Namun demikian, Injil menurut Santo Paulus juga termasuk penerapan dari keselamatan dalam Kristus bagi orang percaya yang dipersatukan dengan Kristus dalam persekutuan dengan Roh Kudus. Kendati Paulus tidak secara eksplisit menyebutkan ”langkah keselamatan” (ordo salutis), dasar dari langkah tersebut dibuktikan dalam surat-suratnya (Lihat Rom. 8:30; 1 Kor. 1:30; 6:11).

Cara yang paling inklusif yang digambarkan Paulus tentang penerapan keselamatan adalah dalam hal persekutuan orang percaya dengan Kristus. Ketika orang percaya dipersatukan dengan Kristus melalui persekutuan dengan Roh Kudus, mereka turut serta secara penuh dalam semua manfaat dari karya penebusan-Nya bagi mereka (Rom. 8:2,11; 1 Kor. 6:11; Ef. 4:30). Untuk tujuan ringkasan pendek kita, tiga manfaat dari persekutuan dengan Kristus menjadi sesuatu yang penting dalam pemahaman Paulus tentang penerapan dari keselamatan: anugerah pembenaran, penyucian yang dikerjakan Roh Kudus, dan pemuliaan.

Anugerah Pembenaran. Kita mencatat dalam bagian pendahuluan bahwa sudah menjadi hal biasa dalam sekelompok orang untuk menentang penekanan Paulus terhadap persekutuan dengan Kristus dalam ajarannya tentang pembenaran yang bersifat forensik (hukum). Akan tetapi ini adalah suatu kesalahan yang amat besar. Reformasi tentunya benar dalam menegaskan bahwa ciri mendasar dari ajaran Paulus adalah doktrin tentang pembenaran karena anugerah semata-mata yang hanya melalui iman. Selain itu, bertentangan dengan pernyataan terakhir dari para pengarang “new perspective” (perspektif baru) tentang Paulus, Paulus secara jelas melihat pembenaran sebagai tema tentang keselamatan (soteriological theme). Pembenaran tidak sekedar menjawab pertanyaan apakah Bangsa-bangsa non Yahudi maupun orang Yahudi merupakan umat perjanjian Allah sebagaimana yang dipertahankan oleh pengarang perspektif baru. Ia terutama menjawab pertanyaan berapa banyak orang berdosa, orang Yahudi atau Bangsa-bangsa bukan Yahudi yang dapat diterima oleh Allah kendati mereka telah bersalah dan berdosa. Menurut Paulus, pembenaran adalah suatu anugerah Allah dimana Ia mengampuni dosa orang-orang percaya dan menyatakan mereka sebagai orang benar berdasarkan kebenaran Kristus (Rom. 4:1–5; 5:15–17; 10:3; 2 Kor. 5:21; Fil. 3:9). Kendati semua manusia telah berdosa, Kristus telah mati karena dosa umat-Nya dan bangkit untuk membenarkan mereka (Rom. 4:25). Di samping ”karya” apa saja yang dikerjakan untuk menaati hukum Taurat, Allah membenarkan mereka yang menerima Kristus karena iman (Rom. 3:28; Gal. 2:16). Kebaikan dari pembenaran ini merupakan berkat keselamatan eskatologis yang menyeluruh, yang menyatakan bahwa ”sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rom. 8:1).

Penyucian yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Semua manusia yang dipersatukan dengan Kristus hidup dalam Roh Kristus yang memberi hidup (Rom. 8:4–11). Orang percaya bukan hanya disebut orang benar dalam pembenaran secara cuma-cuma, namun mereka juga diperbarui seperti gambaran Kristus (2 Kor. 3:17–18). Kekuatan dan kekuasaan dosa telah dihancurkan. Melalui persekutuan dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitan-Nya, orang percaya sekarang harus menganggap diri mereka mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran (Rom. 6:12–14). Status baru yang dinikmati oleh orang percaya (pembenaran) selalu disertai dengan ketaatan yang diperbarui, yang bekerja dalam hidup orang percaya oleh Roh Kristus (penyucian). Pemuliaan. Walaupun adalah hal biasa untuk menganggap bahwa pemuliaan adalah perwujudan dari keselamatan orang percaya di masa yang akan datang, Paulus berbicara tentang pemuliaan sebagai kenyataan sekarang dan yang akan datang (Rom. 8:18ff., 30). Karena persekutuan yang intim antara orang percaya dengan Kristus, pemuliaan Kristus dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya juga merupakan pemuliaan bagi orang percaya. Sekarang orang percaya sudah duduk bersama Kristus di tempat yang telah disediakan bagi mereka (Ef. 2:6). Namun demikian, masih ada pengharapan akan pemuliaan bagi orang percaya yang masih akan datang (2 Tes. 1:10). Selama mereka masih hidup di dunia ini, orang percaya terus menantikan datangnya hari ketika “tubuh hina” mereka akan diubah menjadi seperti tubuh Kristus yang mulia (Fil. 3:21).

Injil, menurut Santo Paulus, dapat diringkas sebagai berita mulia dari pemenuhan Allah akan janji-Nya atas keselamatan bagi umat-Nya di dalam Kristus. Pesan pokok dari ajaran Paulus adalah keselamatan melalui Kristus yang disalibkan dan dibangkitkan. Kristus telah menyediakan penebusan atas dosa-dosa umat-Nya yang memberi jawaban atas setiap aspek dari keadaan berdosa mereka. Melalui persekutuan iman dengan Kristus, orang percaya menikmati kebaikan dari karya penebusan ini. Dalam ayat yang sangat indah yang terdapat dalam 2 Korintus 5:17: “Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” Mereka yang ada di dalam Kristus menikmati status baru yaitu diterima secara cuma-cuma oleh Allah, walaupun mereka tidak layak sebagai orang-orang berdosa. Mereka juga memperoleh anugerah hidup yang taat kepada “hukum Kristus” melalui pekerjaan Roh Kudus. Dan mereka mengetahui anugerah yang ada sekarang serta kemuliaan yang akan datang, ketika “buah pertama” dari keselamatan di dalam Kristus akan dikeluarkan dalam tuaian eskatoligis dari keikutsertaan secara penuh dalam kemenangan kebangkitan Kristus.

Navigation
Volunteer Tools
Other Wikis
Toolbox