What is That to You? You Follow Me!/id

From Gospel Translations

(Difference between revisions)
Jump to:navigation, search
Line 11: Line 11:
:''"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."'' (Yohanes 21:18-22)
:''"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."'' (Yohanes 21:18-22)
-
Kalimat Yesus yang blak-blakan—"Bukan urusanmu. Ikutlah Aku"—manis di telinga saya. Kalimat tersebut membebaskan dari belenggu membanding-bandingkan yang menyedihkan dan fatal. Kadang-kadang ketika
+
Kalimat Yesus yang blak-blakan—"Bukan urusanmu. Ikutlah Aku"—manis di telinga saya. Kalimat tersebut membebaskan dari belenggu membanding-bandingkan yang menyedihkan dan fatal. Kadang-kadang ketika saya melihat iklan-iklan di ''Christianity Today'' (semuanya puluhan ribu), saya putus asa. Tidak sebanyak dua puluh lima tahun lalu. Tapi tetap saja saya merasa ...
Jesus’ blunt words—“None of your business, follow me”—are sweet to my ears. They are liberating from the depressing bondage of fatal comparing. Sometimes when I scan the ads in ''Christianity Today'' (all ten thousand of them), I get discouraged. Not as much as I used to twenty-five years ago. But still I find this avalanche of ministry suggestions oppressing.
Jesus’ blunt words—“None of your business, follow me”—are sweet to my ears. They are liberating from the depressing bondage of fatal comparing. Sometimes when I scan the ads in ''Christianity Today'' (all ten thousand of them), I get discouraged. Not as much as I used to twenty-five years ago. But still I find this avalanche of ministry suggestions oppressing.
-
Book after book, conference after conference, DVD after DVD—telling me how to succeed in ministry. And all of them quietly delivering the message that I am not making it. Worship could be better. Preaching could be better. Evangelism could be better. Pastoral care could be better. Youth ministry could be better. Missions could be better. And here is what works. Buy this. Go here. Go there. Do it this way. And adding to the burden—some of these books and conferences are ''mine''!
+
Buku demi buku, konferensi demi konferensi, DVD demi DVD—memberi tahu bagaimana sukses dalam pelayanan. Dan semuanya dengan diam-diam menyampaikan pesan bahwa saya tidak mencapainya. Ibadah bisa lebih baik. Khotbah bisa lebih baik. Penginjilan bisa lebih baik. Penggembalaan bisa lebih baik. Pelayanan pemuda bisa lebih baik. Misi bisa lebih baik. Dan ini yang bisa berhasil. Beli ini. Kemarilah. Ke sanalah. Lakukanlah dengan cara ini. Dan menambahi buku-buku dan konferensi yang membebani ini adalah ''milikku''!
-
So I was refreshed by Jesus’ blunt word to me (and you): “What is that to you? You follow me!” Peter had just heard a very hard word. You will die—painfully. His first thought was comparison. What about John? If I have to suffer, will he have to suffer? If my ministry ends like that, will his end like that? If I don’t get to live a long life of fruitful ministry, will he get to?
+
Jadi saya disegarkan oleh kalimat Yesus yang blak-blakan kepada saya (dan Anda): "Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." Petrus baru mendengar kalimat yang sangat keras. Engkau akan mati—secara menyakitkan. Pikiran pertamanya yaitu perbandingan. Bagaimana dengan Yohanes? Jika aku harus menderita, akankah dia harus menderita? Jika pelayananku berakhir demikian, akankah pelayanannya berakhir seperti itu? Jika aku tidak mendapat hidup pelayanan yang berbuah dan lama, akankah ia mendapatkannya?
-
That’s the way we sinners are wired. Compare. Compare. Compare. We crave to know how we stack up in comparison to others. There is some kind of high if we can just find someone less effective than we are. Ouch. To this day, I recall the little note posted by my Resident Assistant in Elliot Hall my senior year at Wheaton: “To love is to stop comparing.” What is that to you, Piper? Follow me.
+
Begitulah kita orang-orang berdosa. Membandingkan. Membandingkan. Membandingkan. Kita ingin tahu bagaimana posisi kita dalam perbandingan dengan orang lain. Ada perasaan hebat jika kita sekedar dapat menemukan seseorang yang kurang efektif daripada kita. Aduh. Sampai hari ini, saya mengingat catatan kecil yang ditempelkan oleh Asisten Residen saya di Elliot Hall pada tahun senior saya di Wheaton: "Mengasihi adalah berhenti membandingkan." Itu bukan urusanmu, Piper. Ikutlah Aku.  
-
* What is it to you that David Wells has such a comprehensive grasp of the pervasive effects of postmodernism? You follow me.
+
* Apa urusanmu kalau David Wells punya pengertian yang komprehensif akan efek posmodernisme yang merambah? Ikutlah Aku.  
-
* What is it to you that Voddie Baucham speaks the gospel so powerfully ''without notes''? You follow me.
+
* Apa urusanmu kalau Voddie Baucham mengabarkan Injil dengan begitu berkuasa ''tanpa catatan''? Ikutlah Aku.  
-
* What is it to you that Tim Keller sees gospel connections with professional life so clearly? You follow me.
+
* Apa urusanmu kalau Tim Keller melihat koneksi Injil dengan kehidupan profesional begitu jelas? Ikutlah Aku.  
-
* What is it to you that Mark Driscoll has the language and the folly of pop culture at his fingertips? You follow me.
+
* Apa urusanmu kalau Mark Driscoll bisa memanfaatkan bahasa dan kebodohan budaya pop dengan begitu ahli? Ikutlah Aku.  
-
* What is it to you that Don Carson reads five hundred books a year and combines pastoral insight with the scholar’s depth and comprehensiveness? You follow me.
+
* Apa urusanmu kalau Don Carson membaca lima ratus buku setahun dan menggabungkan pencerahan penggembalaan dengan kedalaman dan keluasan seorang sarjana? Ikutlah aku.  
-
That word landed on me with great joy. Jesus will not judge me according to my superiority or inferiority over anybody. No preacher. No church. No ministry. These are not the standard. Jesus has a work for ''me'' to do (and a different one for you). It is not what he has given anyone else to do. There is a grace to do it. Will I trust him for that grace and do what he has given me to do? That is the question. O the liberty that comes when Jesus gets tough!
+
Kata-kata itu mendarat pada saya dengan sukacita yang besar. Yesus tidak akan menghakimi saya menurut superioritas atau inferioritas saya terhadap siapapun. Tidak ada pengkhotbah. Tidak ada gereja. Tidak ada pelayanan. Ini semua bukan standar. Yesus punya pekerjaan untuk ''saya'' kerjakan (dan yang lain untuk Anda). Ini bukan apa yang diberikan-Nya kepada orang lain untuk dikerjakan. Ada kasih karunia untuk melakukannya. Akankah saya percaya kepada-Nya untuk kasih karunia itu dan mengerjakan apa yang Ia telah berikan kepada saya untuk kerjakan? Itulah pertanyaannya. O betapa suatu kebebasan yang datang ketika Yesus blak-blakan!
-
I hope you find encouragement and freedom today when you hear Jesus say to all your fretting comparisons: “What is that to you? You follow me!”
+
Saya harap Anda menemukan penguatan dan kebebasan hari ini ketika Anda mendengar Yesus berkata kepada semua perbandinganmu yang tak henti-henti: "Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."
-
Learning to walk in freedom with you,
+
Belajar berjalan dalam kebebasan bersama Anda,
-
Pastor John
+
Pendeta John

Revision as of 05:56, 29 March 2008

 

Notice: This template is no longer in use. Please use {{Info}} instead.

"Itu Bukan Urusanmu. Tetapi Engkau: Ikutlah Aku"

Dibebaskan dari Membanding-bandingkan dengan Kalimat yang Blak-blakan

Yohanes 21:18-22

Setelah kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus bertanya kepada Petrus tiga kali apakah ia mengasihi-Nya. Ia menjawab ya tiga kali. Kemudian Yesus memberi tahu Petrus bagaimana ia akan mati—nampaknya dengan penyaliban. Petrus ingin tahu bagaimana dengan Yohanes. Jadi ia bertanya kepada Yesus, "apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Yesus mengacuhkan pertanyaan tersebut dan berkata, "itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." Ini percakapannya.

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: "Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?" Ketika Petrus melihat murid itu, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini?" Jawab Yesus: "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." (Yohanes 21:18-22)

Kalimat Yesus yang blak-blakan—"Bukan urusanmu. Ikutlah Aku"—manis di telinga saya. Kalimat tersebut membebaskan dari belenggu membanding-bandingkan yang menyedihkan dan fatal. Kadang-kadang ketika saya melihat iklan-iklan di Christianity Today (semuanya puluhan ribu), saya putus asa. Tidak sebanyak dua puluh lima tahun lalu. Tapi tetap saja saya merasa ...

Jesus’ blunt words—“None of your business, follow me”—are sweet to my ears. They are liberating from the depressing bondage of fatal comparing. Sometimes when I scan the ads in Christianity Today (all ten thousand of them), I get discouraged. Not as much as I used to twenty-five years ago. But still I find this avalanche of ministry suggestions oppressing.

Buku demi buku, konferensi demi konferensi, DVD demi DVD—memberi tahu bagaimana sukses dalam pelayanan. Dan semuanya dengan diam-diam menyampaikan pesan bahwa saya tidak mencapainya. Ibadah bisa lebih baik. Khotbah bisa lebih baik. Penginjilan bisa lebih baik. Penggembalaan bisa lebih baik. Pelayanan pemuda bisa lebih baik. Misi bisa lebih baik. Dan ini yang bisa berhasil. Beli ini. Kemarilah. Ke sanalah. Lakukanlah dengan cara ini. Dan menambahi buku-buku dan konferensi yang membebani ini adalah milikku!

Jadi saya disegarkan oleh kalimat Yesus yang blak-blakan kepada saya (dan Anda): "Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku." Petrus baru mendengar kalimat yang sangat keras. Engkau akan mati—secara menyakitkan. Pikiran pertamanya yaitu perbandingan. Bagaimana dengan Yohanes? Jika aku harus menderita, akankah dia harus menderita? Jika pelayananku berakhir demikian, akankah pelayanannya berakhir seperti itu? Jika aku tidak mendapat hidup pelayanan yang berbuah dan lama, akankah ia mendapatkannya?

Begitulah kita orang-orang berdosa. Membandingkan. Membandingkan. Membandingkan. Kita ingin tahu bagaimana posisi kita dalam perbandingan dengan orang lain. Ada perasaan hebat jika kita sekedar dapat menemukan seseorang yang kurang efektif daripada kita. Aduh. Sampai hari ini, saya mengingat catatan kecil yang ditempelkan oleh Asisten Residen saya di Elliot Hall pada tahun senior saya di Wheaton: "Mengasihi adalah berhenti membandingkan." Itu bukan urusanmu, Piper. Ikutlah Aku.

Kata-kata itu mendarat pada saya dengan sukacita yang besar. Yesus tidak akan menghakimi saya menurut superioritas atau inferioritas saya terhadap siapapun. Tidak ada pengkhotbah. Tidak ada gereja. Tidak ada pelayanan. Ini semua bukan standar. Yesus punya pekerjaan untuk saya kerjakan (dan yang lain untuk Anda). Ini bukan apa yang diberikan-Nya kepada orang lain untuk dikerjakan. Ada kasih karunia untuk melakukannya. Akankah saya percaya kepada-Nya untuk kasih karunia itu dan mengerjakan apa yang Ia telah berikan kepada saya untuk kerjakan? Itulah pertanyaannya. O betapa suatu kebebasan yang datang ketika Yesus blak-blakan!

Saya harap Anda menemukan penguatan dan kebebasan hari ini ketika Anda mendengar Yesus berkata kepada semua perbandinganmu yang tak henti-henti: "Itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku."

Belajar berjalan dalam kebebasan bersama Anda,

Pendeta John

Navigation
Volunteer Tools
Other Wikis
Toolbox